Kamis, 09 Desember 2010

MAKALAH
KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN SEKOLAH







Oleh :

1.      GALUH TRI W               1402408158







PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang lain,proses mendapatkan sejumlah informasi guna kepentingan kedua belah pihak yang saling menguntungkan.Dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial,karena bahwa sanya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa menjalani hidup ini dengan sendirinya.Saling membutuhkan sehingga terjadi interaksi hubungan timbal balik satu sama lain,karena kodratnya sebagaim makhluk sosial yang heterogen.
Begitu juga komunikasi dalam menajemen sekolah sangat diperlukan,baik komunikasi secara intern maupun ekstern kedua komunikasi tersebut sangat berpengaruh terhadap kelancaran,kemudahan serta kenyamanan dalam melaksanakan dan pencapain tujuan dalam proker suatu manajemen sekolah.Namun dalam kenyataan di lapangan bahwa proses komunikasi tidak semuanya lancar sesuai dengan harapan,hal ini dikarenkan kurangnya memperhatikan unsur-unsur yang mestinya ada dalam proses komunikasi.Bila dalam manajemen sekolah proses komunikasi tidak terjadi secara harfiah sebagai mana mestinya,serta penciptaan iklim yang tidak kondusif mustahil tujuan dari manajemen sekolah tidak akan terwujud sesuai dengan harapan.
Oleh karena itu antar anggota manajemen sekolah harus ada kesadaran akan pentingnya komunikasi,guna memperlancar proses komunikasi dalam manajeman sekolah.Komunikasi disini sangat diperlukan dan sebagai penunjang utama sebagai alat penghubung serta proses pencarian atau pengumpulan data yang diperlukan guna meneruskan dan melaksanakan program komunikasi dalam manajemen sekolah.Dan sasaran yang dituju dapat tercapai serta terarah dengan jalan yang diambil yaitu melalui komunikasi,dari uraian diatas bahwa,dalam komunikasi perlu diperhatikan mengenai unsur-unsur yang berkaitan dengan proses komunikasi,baik itu oleh komunikator maupun oleh komunikan,dan juga bahwa komunikator harus memahami dari tujuan komunikasi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Jelaskan dan sebutkan pengertian serta kajian yang ada dalam komunikasi ?
Tujuan dan unsur-unsur komunikasi
Fungsi-fungsi komunikasi
Efektivitas proses komunikasi dalam proses pembelajaran
Hambatan dalam Proses Komunikasi
2.      Apa sajakah tujuan dan manfaat komunikasi intern maupun ekstern ?
3.      Kaitan antara komunikasi ekstern dengan sumber daya manusia ?

C.    Tujuan
1.      Dengan membaca dan memahami literatur berbagai buku serta mengacu terhadap masalah yang telah dikemukakan diatas diharapkan audiens dan pembaca dapat memahami serta menjelaskan pengertian dari :
Ø  Jelaskan dan sebutkan pengertian serta kajian yang ada dalam komunikasi
Ø  Tujuan dan unsure-unsur komunikasi
Ø  Fungsi-fungsi komunikasi
Ø  Efektivitas proses komunikasi dalam proses pembelajaran
Ø  Hambatan dalam Proses Komunikasi
2.      Apa sajakah tujuan dan manfaat komunikasi intern maupun ekstern.
3.      Kaitan antara komunikasi ekstern dengan sumber daya manusia.




BAB II
PEMBAHASAN

Pentingnya Komunikasi dalam Manajemen Sekolah sebagai Upaya Tercapainya Tujuan Sekolah.

Pengertian Komunikasi,berasal dari bahasa Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama.Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain,berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi menjadi miliknya.
Beberapa difinisi komunikasi dilihat dari beberapa pihak diantaranya adalah :
1.      Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid).
2.      Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
3.      Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis,1981).
4.      Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W).
5.      Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain,merupakan proses sosial (Modul PRT.Lembaga Administrasi).
Komunikasi adalah proses menyalurkan informasi, ide, penjelasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang atau dari kelompok ke kelompok. Komunikasi adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok dalam suatu organisasi.(Oteng,Sutisna,1989).Komunikasi dapat diartikan sebagai usaha untuk menyampaikan maksud tertentu kepada orang lain sehingga orang tersebut dapat memahami maksud yang disampaikan. Komunikasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses penyampaian makna (meaning) dari pengirim kepada penerima,dengan menggunakan media tertentu.(Fandy Tjiptono & Anastasia Diana,2001).
A.    Prinsip-Prinsip dalam komunikasi
1.      Komunikasi adalah suatu Proses
Komunikasi adalah suatu proses karena merupakan suatu seri kegiatan yang terus menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan selalu berubah-ubah. Komunikasi juga melibatkan suatu variasi saling berhubungan yang kompleks yang tidak pernah ada duplikat dalam cara yang persis sama yaitu saling berhubungan di antara orang,lingkungan, keterampilan,sikap,status,pengalaman, dan perasaan. Suatu perubahan dapat terjadi karena adanya proses komunikasi.
2.      Komunikasi adalah suatu sistemik
Komunikasi terdiri dari beberapa komponen dan masing-masing komponen tersebut mempunyai tugasnya masing-masing.Tugas dari masing-masing komponen itu berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan suatu komunikasi.Sehingga sebuah komunikasi adalah suatu sistemik.
3.      Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi
Yang dimaksud dengan interaksi adalah bertukar komunikasi secara bergantian. Sedangkan transaksi adalah proses menyandi pesan yang dilakukan bersamaan dengan menginterpretasikan pesan yang diterima.
4.      Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja
Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Sedangkan komunikasi tidak sengaja adalah apabila pesan yang tidak sengaja dikirimkan ata tidak dimaksudkan untuk orang tertentu diterima oleh orang tersebut.

B.     Unsur-Unsur Komunikasi
Unsur-unsur proses komunikasi menurut Oteng Sutisna (1989) antara lain :
1.      Sumber            : seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan,
ide, atau informasi untuk diberitahukan2.
2.      Tujuan             : yang umumnya dinyatakan dalam kata-kata perbuatan yang oleh komunikasi diharapkan akan dicapai3.
3.      .Berita                         : diperlukan untuk menyatakan fakta, perasaan, ide, yang dimaksudkan untuk membangkitkan respon di pihak yang ditujukan4.
4.      Saluran            : sebagai penghubung antara sumber berita dengan penerima berita.
5.      Penerima berita: seseorang yang menerima berita dari komunikator.
Berdasarkan dari unsure-unsur tersebut, jelaslah bahwa dalam kegiatan komunikasi itu di dalamnya terdapat unsure-unsur yang ada dalam komunikasi, baik itu unsur sumber yang merupakan sebagai komunikator yang memiliki informasi atau berita yang akan disapaikan terhadap penerima informasi dengan melalui atau menggunakan saluran atau media komunikasi, antar unsur yang satu dengan yang lainnya jelas sekali adanya suatu keterkaitan, dan apabila salah satu unsur itu tidak ada kemungkinan proses komunikasi akan mengalami hambatan.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam upaya tercapainya tujuan.Komunikasi memegang peranan penting dalam menunjang kelancaran aktifitas. Tanpa komunikasi maka maksud bersama tidak dapat dipahami dan diterima oleh semua anggota organisasi. Selain itu tanpa komunikasi maka tidak terjadi koordinasi yang menyebabkan tercapainya tujuan organisasi. Komunikasi merupakan hal yang sangat pokok bagi eksistensi suatu organisasi. Komunikasi adalah sangat penting dalam menangani semua masalah yang muncul dalam setiap organisasi. Komunikasi sangat penting bagi pembuatan putusan. Agar bisa membuat putusan yang rasional diperlukan tersedianya semua keterangan yang mungkin tentang alternatif-alternatif serta konsekuensi-konsekuensinya. Keterngan serupa hanya dapat dibuat melalui komunikasi. Demikian juga kekuatan merancang, mengorganisasi, dan menilai selalu bergantung kepada kualitas komunikasi. (Oteng Sutisna, 1989).
C.    Fungsi-Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana menurut Maman Ukas bahwa fungsi komunikasi adalah
1.      Fungsi informasi
2.      Fungsi komando akan perintah
3.      Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
4.      Fungsi integrasi
Dari fungsi komunikasi tersebut, bahwa fungsi informasi, dengan melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh narasumber atau pemimpin kepada bawahannya dapat diberikan dalam bentuk lisan ataupun tertulis. Melalui lisan manajer atau pemimpin dengan bawahan dapat berdialog langsung dalam menyampaikan,gagasan,dan,ide.Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di mana kekuasaan orang adalah hak untuk memberi perintah kepada bawahan di mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan.
Dengan perintah terjadi hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan tugas. Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsure-unsur yang meyakinkan dari pada atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas yang harus dilaksanakannya. Dan dalam mepengaruhi bahwa komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan kondisi di mana bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu merupakan beban.
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling memberikan pengaruh kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.

D.    Efektivitas Komunikasi dalam Proses Pendidikan
Dalam prosesnya bahwa komunikasi merupakan suatu proses social untuk mentranmisikan atau menyampaikan perasaan atau informasi baik yang berupa ide-ide atau gagasan-gagasan dalam rangka mempengaruhi orang lian. Agar komunikasi berjalan efektif, komunikator hendaknya mampu mengatur aliran pemberitaan ke tiga arah, yakni ke bawah, ke atas, ke samping atau mendatar. Bagi setiap orang atau kelompok dalam organisasi hendaknya mungkin untuk berkomunikasi dengan setiap orang atau kelompok lain, dan untuk menenrima respon sikap, itu diminta oleh komuniktor.
Menurut Marsetio Donosepoetro mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi ada beberapa ketentuan, antara lain :
Karena komunikasi mempunyai suatu maksud, maka suatu messege atau stimulus selalu ditujukan kepada sekumpulan orang tertentu. Ini disebut penerima yang terntetu.
Komunikator berkeinginan menimbulkan suatu respon kepada penerima yang sesuai dengan maksud yang dibawakan oleh messege atau stimulus tertentu.
Suatu komunikasi dinyatakan berhasil jika respon yang timbul pada penerima, sesuai dengan maksud komunikasi.
 Dalam melaksanakan suatu program pendidikan aktivitas menyebarkan, menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangat penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis.
Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi secara informal dan secara formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya.Terjadinya proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal, sebagai mana menurut Oteng Sutisna mengemukan bahwa “Komunikasi formal terjadi, dalam memilih informasi untuk keperluan pelaporan, penyimpangan bias dengan mudah menyelinap. Selanjutnya biasanya orang ingin mendengar laporan-laporan yang menyenangkan. Akibatnya ialah sering pemindahan informasi yang diperindah atau dibiaskan.”
Dalam struktur komunikasi harus adanya suatu jaminan informasi dan pikiran-pikiran akan mengalir bebas ke semua arah yang diperlukan, baik itu ke bawah, ke atas, dann ke samping. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.Selanjutnya menurut Maman Ukas bahwa “Komunikasi informal adalah komunikasi yang tidak resmi dan terjadinya pada saat organisasi saling bertukar pikiran, saran ide, atau informasi secara pribadi.” Komunikasi informal ini tentunya dengan cara melakukan pendekatan secara kekeluargaan atau hubungan sosial tidak secara formal.
Menurut Oteng Sutisna bahwa “Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik.” Jika komunikator menaruh perhatian kepada saluran-saluran komunikasi informal, ia akan mengetahui kepentingan dan perhatian personil serta sikap mereka terhadap organisasi dan masalah-masalahnya, lagi pula komunikasi informal itu membawa kepada putusan-putusan yang dibuat di antara orang-orang pada tahap organisasi yang sama.Dalam kegiatan suatu organisasi atau lembaga khusunya dalam hal pengelolaan pendidikan tentunya tidak terlepas dengan komunikasi. Oleh sebab itu suatu proses pendidikan akan berhasil apabilla terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, sehingga terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada  kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat.
Berdasarkan hal tersebut, bahwa tujuan dari suatu organisasi atau instansi tentunya dapat tercapai secara optimal apabila proses komunikasinya lancar tanpa adanya suatu hambatan, walaupun ada hambatan, maka komunikator dan komunikan harus dengan cermat segera mengatasi permasalahan yang menyebabkan terjadi suatu hambatan, sehingga proses komunikasi dapat berlangsung. Dalam prosesnya komunikasi itu terbagai dalam 2 macam komunikasi, yaitu komunikasi aktif dan komunikasi pasif. Komunikasi aktif merupakan suatu proses komunikasi yang berlangsung dengan aktif antara komunikator dengan komunikan, di manan antara keduanya sama-sama aktif berkomunikasi, sehingga terjadi timbal balik di antara keduanya. Sedangkan komunikasi pasif terjadi di mana komunikator menyampaikan informasi atau ide terhadap halayaknya atau komunikan sebagai penerima informasi, akan tetapi komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik dari proses komunikasi.

E.     Hambatan Dalam Proses Komunikasi
Melakukan komunikasi yang efektif  tidaklah mudah. Beberapa ahli menyatakan bahwa tidak ada proses komunikasi yang sebenar-benarnya efektif, karena selalu terdapat hambatan. Hambatan komunikasi pada umumnya mempunyai dua sifat berikut ini :
Hambatan yangbersifat objektif, yaitu hambatan terhadap proses komunikasi yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain tetapi lebih disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Misalnya karena cuaca, kebisingan kalau komunikasi di tempat ramai, waktu yang tidak tepat, penggunaan media yang keliru, ataupun karena tidak kesamaan atau tidak “in tune” dari frame of reference dan field of reference antara komunikator dengan komunikan.
Hambatan yang bersifat subjektif, yaitu hambatan yang sengaja di buat orang lain sebagai upaya penentangan, misalnya pertentangan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan mencemoohkan komunikasi.
Sedangkan kalau diklasifikasikan hambatan komunikasi meliputi :
Gangguan (Noises), terdiri dari :
Gangguan mekanik (mechanical/channel noise),§ yaitu gangguan disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik.
Gangguan semantik (semantic noise), yaitu bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Lebih banyak kekacauan penggunaan bahasa, pengertian suatu istilah atau konsep terdapat perbedaan antara komunikator dengan komunikan.
Gangguan personal (personnel noise), yaitu bersangkutan dengan kondisi fisik komunikan atau komunikator yang sedang kelelalahan, rasa lapar, atau sedang ngantuk. Juga kondisi psikologis, misalnya tidak ada minat, bosan, dan sebagainya.
Kepentingan (Interest) Interest akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati suatu pesan. Orang akan memperhatikan perangsang yang ada kaitannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah laku yang akan merupakan sikap reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu kepentingan.

Agar komunikasi menjadi efektif maka komunikasi harus dilakukan dengan proses tiga arah, yaitu :
Komunikasi ke bawah
Komunikasi kebawah biasanya mengenai soal-soal kebijaksanaan, prosedur, instruksi atau keterangan yang bersifat umum. Komunikasi tersebut dapat melalui tatap muka, telepon, surat edaran, papan pengumuman, maupun alat lain. Praktek yang baik yaitu apabila administrator menyampaikan informasi dan instruksi itu hanya kepada orang-orang yang berada langsung dibawahnya, dan mengijinkan mereka untuk meneruskan informasi dan instruksi itu kepada orang-orang yang langsung dibawah mereka. (Oteng Sutisna, 1989)

Komunikasi ke atas
Dalam sistem sekolah komunikasi ke atas berjalan dari guru ke kepala sekolah ke kepala kantor pendidikan ke enteri pendidikan. Komunikasi keatas membantu administrator untuk mengetahui apkah pikiran-pikiran yang disalurkan ke bawah dapat diterima, menggalakkan para anggota untuk menyumbangkan ide-ide berharga, dan memugkinkan administrator untuk menghindarkan administrator dari situasi sulit yang mungkin timbul. Selain itu komunikasi ke atas memungkinkan paraanggota untuk dapat lebih menyesuaikan diri dengan tujuan sekolah dan program-programnya. (Oteng Sutisna, 1989)
Komunikasi ke samping atau mendatar
                Komunikasi mendatar adalah bentuk lain dari komunikasi organisasional. Komunikasi mendatar penting karena memungkinkan penyebaran keterangan dan pikiran di kalangan para anggota staf sendiri dan membantu menjalin mereka menjadi kelompok profesional dan sosial yang terpadu. (Oteng Sutisna, 1989)
Komunikasi ini memungkinkan guru-guru untuk dapat berkomunikasi dengan sesama guru, kepala sekolah dengan kepala sekolah lain, pengawas dengan pengawas lain.

Cara untuk meningkatkan kualitas komunikasi antara lain
                Menurut Oteng Sutisna (1989) cara untuk mengembangkan proses komunikasi yang baik, administrator perlu memahami orang dan kelompok yang membentuk sebuah organisasi. Tidak ada komunikasi yang efektif kecuali sistem sekolah menggalakkan para anggota organisasi untuk bebas menyatakan perasaan dan pikiran mereka.Komunikasi dalam sebuah organisasi dibedakan menjadi dua yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjalin secara formal antara personil organisasi, sedangkan komunikasi informal yaitu komunikasi yang terjalin karena unsur keterdekatan antara personil organisasi yang biasanya berbentuk pertemanan atau persahabatan. Kedua sistem komunikasi tersebut sangat berpengaruh dalam efektifitas organisasi. Oleh kerena itu kedua sistem komunikasi tersebut harus berjalan dengan baik. Menurut Oteng Sutisna (1989) sistem komunikasi formal hendaknya dirancang dengan pemahaman penuh tentang maksud dan kondisi yang menandai sistem pendidikan, dan hendaknya menggunakan prosedur yang sesuai dengan maksud dan kondisi tersebut. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas komunikasi informal, administrator hendaknya melakukan setiap usaha yang mungkin untuk memajukan suasana ramah, rukun, dan kooperatif dalam hubungan-hubungan langsung yang formal di kalangan personil, supaya sistem komunikasi informal cenderung untuk memperkuat, dan bukan merintangi efisiensi organisasi.

Komunikasi Intern Sekolah

Komunikasi intern adalah komunikasi yang terjalin antara komponen sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa. (Sutomo dkk, 2006)
Tujuan

Tujuan dari komunikasi intern adalah agar setiap personil sekolah dapat bekerja dengan tenang dan menyenangkan serta terdorong untuk berprestasi dengan baik dan mengerjakan tugas dengan penuh kesadaran. (Sutomo dkk, 2006)
Manfaat
Manfaat yang dapat dirasakan dari komunikasi intern adalah akan memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan serta memecahkan persoalan sekolah. Sehingga semua personil sekolah dapat menyamakan langkah alam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. (Sutomo dkk, 2006)
Prinsip-prisip
Dalam komunikasi intern hendaknya dapat diikat dengan ikatan profesional yakni “tata krama” dan sesuai dengan kode etik. Kepala sekolah hendaknya menggunakan prinsip demokrasi dan harus menganggap guru sebagai partner dalam kelompok. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan kepala sekolah antara lain :
1.      Bersikap terbuka, tidak memaksakan kehendak, tapi bertindak sebagai fasilitator yang mendorong suasana demokratis dan kekeluargaan.
2.      Mendorong guru untuk mau dan mampu mengemukakan pendapatnya dalam memecahkan suatu masalah, dan mendorong supaya guru mau melaksanakan aktifitas dan berkreatifitas.
3.      .Mengembangkan kebiasaan untuk berdiskusi secara terbuka dan mendengarkan pendapat orang lain.
4.      Mendorong para guru dan pegawai untuk mengambil keputusan yang terbaik dan menaati keputusan itu.
5.      Berlaku sebagai pengarah, pengatur pembicaraan, perantara, dan pengambil kesimpulan secara redaksional.(Sutomo dkk, 2006).

Komunikasi Ekstern
Komunikasi ekstern merupakan komunikasi sekolah dengan masyarakat dan orang tua siswa baik secara individual maupun lembaga. (Sutomo dkk, 2006). Menurut Mulyasa (2002) komunikasi ekstern merupakan bentuk hubungan sekolah dengan lingkungan eksternal di sekitarnya, untuk mendapatkan masukan dari lingkungannya berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.

Hubungan sekolah dengan orang tua siswa
Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dapat dijalin melalui berbagai cara yaitu adanya kesamaan tanggung jawab dan adanya kesamaan tujuan. (Sutomo dkk,2006)
1.Tujuan hubungan sekolah dengan orang tua siswa
Saling membantu dan saling isi mengisi, dengan memahami kekurangan dan kelemahan anak, guru, dan orang tua siswa dapat bersama-sama membinanya.
Bantuan uang dan barang, baik secara perorangan maupun melalui lembaga yang disebut BP3.
Untuk mencegah perbuatan yang kurang baik.
Bersama-sama membuat rencana yang baik untuk sang anak, misalnya mengembangkan bakat olah raga, musik, seni tari, seni lukis dan sebagainya. (Sutomo dkk,2006).

2.Cara menjalin hubungan sekolah dengan orang tua
a.Melalui dewan sekolah (Komite Sekolah).
Dewan sekolah adalah suatu lembaga yang perlu dibentuk dalam rangka pelaksanaan MBS. Anggota dewan sekolah terdiri dari kepala sekolah, guru, beberapa tokoh masyarakat serta orang tua siswa yang memiliki potensi dan perhatian terhadap pendidikan. Pada hakikatnya dewan sekolah ini dibentuk untuk membantu menyukseskan kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah, baik menyangkut perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian. Dibentuknya dewan sekolah terutama dalam kaitannya dengan masalah relevansi pendidikan yang akan diwujudkan melalui MBS agar apa yang dilaksanakan sekolah sejalan dan selaras dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat

       b.  Melalui BP3, BP3
adalah organisasi orang tua siswa yang bertugas dan berfungsi untuk memberikan bantuan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Bantuan ini terutama dalam kaitannya dengan masalah sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar-mengajar.
        c. Melalui pertemuan penyerahan buku laporan pendidikan
       d.  Melalui ceramah ilmiah, yang membahas masalah yang berkaitan dengan peningkatan prestasi siswa. (Mulyasa, 2002).

Hubungan sekolah dengan masyarakat
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dengan dari masyarakat lingkungannya, sebaliknya masyarakatpun tidak dapat dipisahkan dengan sekolah. Sekolah merupakan lembaga formal yang diserahi tugas untuk mendidik, melatih serta membimbing generasi muda bagi peranannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan pengguna jasa pendidikan.
1.Tujuan Hubungan antara sekolah dengan masyarakat
1.         Berdasarkan kepentingan sekolah
Ø  Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
Ø  Meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
Ø  Memperlancar kegiatan belajar mengajar.
Ø  Memperoleh bantuan dan dukungan masyarakat.
2.   Berdasarkan kepentingan masyarakat
o   Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
o   Memperoleh masukan dari sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.
o   Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
o   Memperoleh kembali anggota masyarakat yang terampil dan makin meningkat kemampuannya. (Sutomo dkk,2006)
2.Bidang kerjasama sekolah dengan masyarakat (Stakeholder)
Hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain lewat bidang pendidikan, kesenian, olah raga dan keterampilan serta pendidikan bagi anak berkelainan.Tokoh masyarakat juga dijadikan sebagai sumber pendidikan.

BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok di dalam suatu
         Komunikasi merupakan suatu yang sangat pokok yang dalam prosesnya ada tujuan komunikasi, yaitu :
1.      Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2.       Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3.      Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya   seperti efektif dan efisien.
4.      Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5.      Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan kontribusi.
Di samping tujuan tersebut, unsur-unsur komunikasi meliputi ; harus ada suatu sumber, harus ada suatu maksud atau tujuan, adanya suatu berita atau informasi, harus ada suatu saluran atau media komunikasi, dan harus ada penerima berita.
Sesuai dengan tujuannya bahwa  terjadinya komunikasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain : fungsi informasi, fungsi komando akan perintah, fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan fungsi integrasi.
  Proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal. Satu saluran komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota. Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik.
Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan perananya, sehingga terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, dan terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari pembahasan untuk mengarah pada  kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi terbagai dalam dua macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.

Saran
  Berdasarkan pada uraian tersebut, maka penulis menyampaikan saran-saran yang berkaitan dengan proses komunikasi dalam manajemen pendidikan sebagai berikut 
  • Komunikator hendaknya memiliki kemampuan dalam proses penyampaian informasi, dan menggunakan   saluran atau alat bantu komunikasi sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat efektif dan efisien. 
    • Komunikan hendaknya mememahi keberadaannya sebagai penerima pesan atau informasi.  
      •  Dalam proses komunikasi hendaknya terjalin kerjasama yang baik, sehingga kegiatan komunikasi   terjadi aktif tidak pasif, sehingga terjadinya timbal balik dan tercapainya tujuan yang telah diteapkan.




DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Arni. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Bumi Aksara
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Sutisna, Oteng. 1989. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung : Angkasa
Sutomo,dkk. 2006. Manajemen Sekolah. Semarang : Unnes Press
Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2001. Total Quality Management. Yogyakarta : Andi




















                                    .                  .



Tidak ada komentar:

Posting Komentar