Senin, 13 Desember 2010

JERITAN ANAK JALAN

JERITAN ANAK JALAN



Gemercik lonceng pecahkan gendang telinga
Terarak keranda kematian bawa pulang kepadaNya
Sepi,sunyi ditengah malam mencekam
Raga tanpa ruh,terbujur kaku dihadapanku…
Apa aku siap terima semua ini…?
Malaikat hidupku telah pergi untuk selamanya

Aku bak anak ayam yang kehilangan induk
Jerit tangisku tak kuasa bangunkan
Disudut aku merenungi nasibku
Sebatang kara yang tak punya arti seditpun
Tapi aku nggak mau jadi benalu bagi mereka
Harga diri dan martabat,apa masih berarti..??

Perhiasan langit kini telah pudar
Bintang bulanpun tak lagi bersatu
Torehan tinta membawa aku kejalan
Hanya selembar penutup kulit,yang kusut robek seperti nasibku
Dingin panas aku rasakan setiap hari dan sendiri
Yakinkan aku kuat menerima semuanya

Menengadah,belas kasihan dari setiap orang yang lewat didepanku
Aku malu,keadaan yang memaksa ini semua
Aku juga ingin hidup seperti mereka,tertawa bebas lepas tanpa beban
Tak mungkin itu terjadi,hanya hanyalan kosong melintas

Ketika malam berpamit,ragaku terbaring
Di jalan meringkuk,bagai bangkai yang menjijikkan
Beribu-ribu mata menyaksikan
Begitu hinanya diriku,,,
Karena aku hanya manusia koin
Yang hidup dari tangan-tangan suci

Aku percaya atas adanNya…
Terimakasih Tuhan,Kau telah izinkan aku melihat duniamu
DariMu,untukMu dan kembali lagi kepadaMu
Syukur syujudku paduMu,TUHAN…..



Galuh/13/09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar