Senin, 13 Desember 2010

PROPOSAL PTK

PROPOSAL PTK
A. Judul Penelitian
“Meningkatkan Hasil Belajar siswa terhadap konsep jenis-jenis akar pada tumbuhan pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT di Kelas IV SD Podorejo 2 Ngaliyan Semarang”
B. Bidang Kajian
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam pembelajaran IPA SD,Kelas IV
C. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.Menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 17 ayat 1 dan 2, Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain sederajat (Depdiknas, 2006:82).Dalam pembelajaran IPA di SD kelas IV semester I,Yang mengacu pada Standar Kompetensi “Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya” serta Kompetensi Dasar “Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya”.Tidak lupa untuk mengetahui proses pencapain pembelajaran setiap sekolah mempunyai standar KKM yang dijadikan patokan sejauh mana siswa dalam pemahaman materi mata pelajaran,peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sebagai mana yang telah dicantumkan dalam SKB (Standar Ketuntasan Belajar) harus mengikuti program remidial.Yang telah mencapai ketuntasan belajar 80% samapai 90% mengikuti program pengayaan dan yang lebih dari 90% mengikutti program percepatan.SKB di SD Podorejo 2 Ngaliyan Semarang pada mata pelajaran IPA yaitu 61.Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berinteraksi, berhubungan dan bergantung satu sama lain agar tujuan pendidikan dapat terwujud.
Mata pelajaran IPA merupakan proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung/praktek untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inquiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas 2006:57). Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah selain itu media pembelajaran yang digunakan alangkah baiknya dengan menggunakan benda konkret/real,siswa juga diharapkan ikut terjun langsung dalam kegiatan praktikum,setelah guru memberikan bimbingan dan demonstrasi terhadap bahan ajar,hal ini dilakukan agar siswa tahu serta paham terhadap apa yang telah disampaikan sebelumnya. Pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Podorejo 2, Ngaliyan Semarang materi jenis-jenis akar pada tumbuhan bukanlah materi yang sukar, tetapi menjadi tidak mudah apabila ketika diberikan secara langsung kepada siswa dengan menggunakan penyampaian secara konseptual saja atau dengan menggunakan metode ceramah saja.Hal ini menjadikan siswa jenuh dan bosan yang berakibat kurang fokusnya/perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru,siswa juga kurang kreatif dan kurang semangat dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar karena guru dalam penyampain materi ajar dengan metode ceramah dan konseptual saja,kelas menjadi tidak terkondisi.Proses pencapain tujuan pembelajarn dapat tercapai manakala ada hubungan baik serta faktor-faktor pendukung dalam proses KMB berlangsung,seperti Guru,Sekolah.Lingkungan Masyarakat serta peran dari orang tua.Kebanyakan orang tua wali murid di SD Podorejo 2, Ngaliyan Semarang perhatian terhadap anak kurang begitu optimal ini dikarenakan sebagian besar dari orang tua wali murid menjadi TKW di negara asing.
Dari berbagai permasalah pembelajaran IPA di kelas IV SD Podorejo 2, Ngaliyan Semarang pada materi jenis-jenis akar pada tumbuhan,diatas untuk dapat meminimalisirkan dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sesuai dengan program pembelajaran serta agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan.Maka perlu adanya langkah-langkah yang harus dilakukan serta perhatian dan tindak lanjut untuk kedepannya.Agar siswa lebih mudah menerima materi ajar jenis-jenis akar pada tumbuhan,ada banyak model pembelajaran yang dapat diterampakan atau digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran,yang setiap model pembelajaran mempunyai ciri tertentu dengan segala kelebihan dan kekuranagannya.Dalam pemilihan,penggunaan model pembelajaran guru juga harus memperhatikan tingkat perkembangan,berfikir dan pemahaman.Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teames Geames Tournament) yang mana pada tipe ini mempunyai kelebihan diantaranya adalah :
• Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan.
• Melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status.
• Melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya.
• Mengandung unsur permainan dan reinforcement.
• Siswa dapat belajar lebih rileks.
• Menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
• Menjadikan siswa lebih aktif.
Dan kekurangan pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini adalah :
• Jika Guru dalam merancang game kurang menyenangkan,akan berakibat proses pembelajaran kurang terkondisi.
• Jika dalam penyajian kelas perhatian siswa kurang,maka proses KBM tidak tercapai secra optimal.
• Apabila konsentrasi siswa pada saat penyajian kelas terpecah,maka tipe ini kurang tercapai dalam tujuan pembelajarannya.
Dalam era global, teknologi telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga, informasi lebih mudah diperloleh, hendaknya siswa aktif berpartisipasi sedemikian sehingga melibatkan intelektual dan emosional siswa didalam proses belajar. Hasil belajar disini berarti hasil belajar mental walaupun untuk maksud ini sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatan langsung hasil belajar fisik dan tidak nya berfokus pada satu sumber informasi yaitu guru yang hanya mengandalakan satu sumber komunikasi. Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada rendahnya prestasi belajar siswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan hasil belajar dengan mengadakan komunikasi yaitu guru dengan siswa dan siswa dengan rekannya.
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka peneliti memilih judul “Meningkatkan Hasil Belajar siswa terhadap konsep jenis-jenis akar pada tumbuhan pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT di Kelas IV SD Podorejo 2 Ngaliyan Semarang”

1.2 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebaagai berikut:
1. Bagaimanakah Respon siswa Kelas IV SD N Podorejo 2,Ngaliyan Semarang tentang jenis-jenis akar pada tumbuhan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TGT ?
2. Bagaimanakah meningkatkan Hasil belajar siswa SD N Podorejo 2, Ngaliyan Semarang Tentang Jenis-jenis akar pada tumbuhan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TGT ?

1.3 Pemecahan Masalah
Dari perumasan masalah diatas, maka masalah-masalah tersebut dibatasi pada:
1. Hasil belajar siswa Kelas IV SD N Podorejo 2, Ngaliyan Semarang setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif TGT.
2. Aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif TGT.
3. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif TGT.




1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui respon siswa kelas IV SD N Podirejo 2, Ngaliyan Semarang Tentang jenis-jenis akar pada tumbuhan dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif TGT.
2. Meningkatkan Hasil belajar siswa Kelas IV IPA SD N Podorejo 2, Ngaliyan Semarang Tentang jenis-jenis akar pada tumbuhan dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif TGT.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar, khususnya terhadap materi
Tentang Energi alternatif dan cara penggunaannya.
2. Bagi sekolah, yaitu meningkatkan kualitas PBM di Sekolah dan tingkat kelulusan Sekolah.
3. Bagi guru, yaitu sebagai bahan informasi dan bahan kajian untuk dapat meningkatkan kemampuan mengajar.
4. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam pengembangan keilmuan untuk selanjutnya dapat digunakan dalam pembelajaran apabila terjun langsung
sebagaipendidik.
5. Bagi pendidikan,Bahwa implikasinya dunia nyata nantinya akan dihadapakan pada dunia yang semakin mengglobal di era sekarang ini,berbagai asumsi telah dikemukakan untuk meningkatkan proses dan pencapaian hasil belajar yang maksimal,perlu kita ketahui bahwa pencapaian hasil belajar harusnya mencakup beberapa ranah diantaranya Kognitif,Afektif,Psikomotorik,Kreatifitas dan Sosial (Bloom).







D. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Belajar
2. 1.2 Hakekat Siswa di SD
2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

2.1.4 Model Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Langsung
2. Model Pembelajaran berdasarkan masalah
3. Model Pembelajaran kooperatif
(1) Student Teams-Achievement Division (STAD)
(2) Teams Games¬Tournaments (TGT)
(3) Jigsaw
(4) Think-Pair-Share (TPS) dan
(5) Numbered Head an together (NHT).
. (Cecep, 2008 : 6) .
4. Model Pembelajaran TGT
1. Penyajian kelas
2. Kelompok (team)
3. Game
4. Turnamen.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
2.1.5 Evaluasi Proses Pembelajaran IPA SD
2.2 Kajian Empiris
Penelitian ini juga didasarkan pada penelitian yang sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti lainnya terhadap penggunaan model pembelajarn kooperatif tipe TGT dalam meningkatkan pemahaman pembelajaran IPA,dan hasil penelitian oleh Rahayu,Yosefina Nina 2007 tersebut yakni :
 Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif TGT dan campuran dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional.Hasil belajar siswa yang diajar dengan model TGT lebih baik daripada hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran konvensional,hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 60,5 sedang pada kelas 50,1.
 Proses pembelajaran kooperatif tipe TGT terlakasana dengan baik,tujuh kelompok mengalami peningkatan dalam memenuhi keterlaksanaan lima aspek pembelajaran kooperatif,dan hanya 1 kelompok yang tetap selama 3 kali pertemuan.Taraf ketercapaian penilaian efektif untuk siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol hal ini terlihat dari tiap-tiap aspek.Demikian pula untuk penilaian psikomotorik,sebagian siswa 81,3% memberi respon positif terhadap pembelajarn kooperatif TGT.
 Kegiatan remidial yang memperhatikan modalitas belajar siswa terlaksana dengan baik.

2.3 Kerangka Berfikir
Masalah
Nilai pada proses pembelajaran IPA Kelas IV di SD N Podorejo 2,Ngalian Semarang.
80% ke bawah mencapai Nilai Ketuntasan Minimum.
 Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan konseptual saja.
 Siswa masih kurang fokus pada proses pembelajaran materi.
 Siswa kurang kreatif dalam menanggapi materi ajar.
 Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran.


Solusi
Menggunakan model pembelajaran koperatif tipe TGT

Hasil
 Aktifitas dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPA
 Metode guru dalam pembelajaran IPA
 Kreatifitas,keterampilan guru dalam pembelajaran IPA
 Hasil belajar siswa dalam Pembelajaran IPA
Jika dengan model pembelajaran dan pendekatan yang lainnya hasil pembelajaran IPA kela IV SD N Podorejo 2,Ngalian Semarang belum mencapai nilai maksimal, karena sebagian siswa tidak begitu aktif dan termotivasi mengikuti proses belajar.Maka perlu dicoba medel pembelajaran kooperatif yang salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teames Geames Tournament).
2.4 Hipotesi Tindakan
• Diduga ada hubungan internal antara siswa dengan keluarga.
• Diduga ada hubungan internal dalam kelas,yaitu antara guru dan siswa.
• Diduga ada hubungan eksternal,antara sekolah dan masyarakat,orang tua wali murid.
Berdasarkan landasan teori di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: Ada peningkatan pemahaman materi Jenis-jenis akar pada tumbuhan,pada siswa kelas IV SD N Podorejo 2, Ngaliyan Semarang dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT.

oleh Galuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar