Selasa, 14 Desember 2010

BELAJAR LEWAT INSPIRASI

Pernahkah kalian bayangkan,belajar lewat sebuah inspirasi?Yang kalian dapatkan dari orang laen yang kalian kagumi,atau sesuatu yang bikin kamu nyaman.Dari situ kita bisa belajar,dia sebagai guru kita.Memang kelihatanny konyol,karena disitu alam sadar,nyata kita akan berinteraksi dengan daya imajinasi angan kita.Memang susah untuk ditangkap logika kita.Tapi itu semua bisa kita pelajari,selain itu dengan cara ini dapat memberi motivasi belajar kita.Misal kita sangat mengagumi salah satu tokoh ilmuan.Seperti Einstein secara sengaja maupun tidak,kita ingin mengetahui lebih banyak dan lebih jauh tentang tokoh it,termasuk hasil temuan para tokoh tersebut.Satu hal kita sudah belajar banyak dari beliau walaupun kita tidak bertemu langsung.Bayangin jika kita belajar lebih dari satu tokoh dalam sehari-siapapun itu dan dengan siapa dan dengan hal apapun kita bisa belajar.Untuk sementara cukup sekian,masih banyak yang laen nanti kita sambung laen kali,

Senin, 13 Desember 2010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
TEMA : KELUARGA
Nama Sekolah : SD Negeri .....................
Kelas / Semester : I / I
Alokasi Waktu : 3 minggu


I. Standar Kompetensi
1. IPS : Memahami identitas diri dan keluarga serta sikap saling
menghormati dalam kemajemukan keluarga.
2. IPA : Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara
perawatannya.
3. PKN : Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan.
4. Matematika : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.
5. Bahasa Indonesia :
• Mendengarkan : Memahami bunyi bahasa, perintah dan dongeng yang
dilisankan.
• Berbicara : Mengungkapkan fikiran, perasaan, dan informasi secara lisan dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan, benda dan fungsi anggota tubuh, dan deklamasi.
• Membaca : Memahami teks pendek dengan membaca nyaring.
• Menulis : Menulis permulaan dengan menjiplak menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin.
6. Seni Budaya dan Keterampilan : Mengapresiasi karya seni musik.

II. Kompetensi Dasar
1. IPS :
• Menceritaan pengalaman
2. IPA :
• Membiasakan hidup sehat.
3. PKN :
• Menerapkan hidup rukun dirumah dan sekolah.
4. Matematika :
• Menyelesaikan masalah yang terkait penumlahan sampai dengan 20.
• Menentukan waktu ( pagi, siang, malam) hari dan jam ( secara bulat)
5. Bahasa Indonesia :
• Melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk sederhana.
• Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita
• Menyapa orang lain dengan kalimat sapaan yang tepat dan bahasa yang
santun.
• Mendeskripsikan benda-benda sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan
kalimat sendiri
• Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat.
• Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf
• Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran dan bentuk huruf.
• Mencontoh huruf , kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis
dengan benar.
• Melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar
6. Seni Budaya dan Keterampilan :
• Mengidentifikasi unsur/ elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia

III. Indikator
1. IPS :
• Menyebutkan nama guru TK dan nama beberapa teman sekelas.
• Menceritakan tentang teman main di rumah.
• Menceritakan peristiwa masa kecil yang paling berkesan

2. IPA:
• Menjelaskan keuntungan mencuci tangan sebelum makan.
• Menjelaskan keuntungan memotong kuku yang panjang .
• Menjelaskan keuntungan melakukan olah raga, beristirahat dan tidur yang
teratur agar tubuh sehat dan kuat.
• Memberikan contoh kerugian dari tidak menjaga kesehatan. ( cuci tangan,
memotong kuku, olah raga beristirahat dan tidur )

3. PKN :
• Menyebutkan contoh perilaku hidup rukun di lingkungan keluarga.
• Menyebutkan contoh perilaku hidup rukun di lingkungan sekolah.
• Mengidentifikasi perilaku hidup rukun dirumah dan sekolah

4. Matematika :
• Memecahkan masalah sehari-hari yang yang terkait penjumlahan sampai dengan 20.
• Memecahkan masalah sehari-hari yang terkait pengurangan sampai 20.
• Mengurangkan bilangan dengan bilangan itu sendiri sehingga hasilnya 0.
• Mengenal konsep waktu melalui kegiatan sehari-hari yang sebentar dan lama.


5. Bahasa Indonesia :
• Mendemontrasikan sesuatu sesuai perintah atau permintaan guru.
• Menceritakan kembali isi dongeng dengan kalimatnya sendiri.
• Menjawab pertanyaan dan menjelaskan isi dongeng.
• Memperagakan tokoh dongeng di depan kelas.
• Menyapa teman sebaya, guru, dan orang lain serta orang yang lebih tua dengan bahasa cara yang santun
• Bercerita berdasarkan gambar.
• Memasangkan gambar buah dengan nama dan ciri-cri yang tepat.
• Mengenali huruf-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata-kta dan kalimat sederhana.
• Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat.
• Membaca teks pendek dengan intonasi dan lafal yang benar
• Menjiplak berbagai bentuk gambar dan bentuk huruf.
• Menebalkan berbagai bentuk gambar, dan bentuk huruf.
• Menyalin / mencontoh huruf kata , kalimat, dari papan tulis atau buku dengan benar.
• Menyalin / mencontoh kalimat dari buku atau papan tulis yang ditulis guru dan menyalinnya pada buku sendiri.
 Melengkapi kalimat yang belum selesai sesuai dengan gambar.

6. Seni Budaya dan Keterampilan. :
• Menentukan sumber bunyi.
• Membedakan bunyi alam dan bunyi buatan.
• Membedakan panjang dan pendeknya bunyi.
• Menjelaskan rangkaian bunyi dan detak melalui peragaan

IV. Tujuan Pembelajaran
• Siswa dapat menceritakan pengalaman waktu kecil berdasarkan pengalaman.
• Siswa dapat menjelaskan cara dan keuntungan merawat kebersihan tubuh.
• Siswa dapat menyebutkan contoh perilaku hidup rukun dirumah
• Siswa dapat menyebutkan contoh perilaku hidup rukun disekolah
• Siswa dapat memecahkan permasalahan sehari-hari yang terkait penjumlahan dan pengurangan hasil sampai 20.
• Siswa dapat mengurangkan bilangan dengan bilangan iyu sendiri sehingga hasilnya 0
• Siswa dapat mengenal konsep waktu.
• Siswa dapat melakukan sesuatu sesuai dengan permintaan.
• Siswa dapat menceritakan isi serta menjawab pertanyaan seputar isi dongeng.
• Siswa dapat menyapa teman, guru, orang tua dengan bahasa sederhana yang santun.
• Siswa dapat menceritakan gambar seri atau tunggal.
• Siswa dapat mendeskripsikan benda.
• Siswa dapat membaca huruf, kata dan kalimat dengan suara nyaring dan lafal yang benar.
• Siswa dapat menjiplak, menebalkan, menyalin huruf, kata dan kalimat dengan bentuk huruf/ tulisan yang baik.
• Siswa dapat melengkapi kalimat dengan kata yang tepat.
• Siswa dapat menyebutkan sumber bunyi, jenis bunyi, dan memperagakannya.

V. Materi Pokok
• Peristiwa masa kecil
• Kebutuhan tubuh untuk tumbuh sehat dan kuat.
• Hidup rukun dalam perbedaan.
• Oprasi hitung bilangan.
• Satuan pengukuran.
• Kalimat perintah
• Kalimat sapaan
• Deskripsi benda-benda di sekitar.
• Membaca nyaring.
• Menjiplak dan menebalkan huruf, kata dan kalimat.
• Unsur-unsur musik dan bunyi berdasarkan pengalaman musik.

VI. Pendekatan / Metode
Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
VII. Sumber/alat/ bahan
Sumber :
1. Buku Pengetahuan sosial SD kelas 1, Penerbit Erlangga
2. Buku Sains SD Kelas 1, Penerbit Erlangga
3. Buku Pendidikan Kewarganegaraan kelas 1 SD , Penerbit Grafindo Media Pratama
4. Buku Pelajaran Matematika SD Kelas 1, Penerbit Erlangga.
5. Buku Bina Bahasa Idonesia dan Sastra SD Kelas 1, Penerbit Erlangga
6. Buku Saya Ingin Terampil dan Kreatif D kelas 1, Penerbit Grafindo
7. Buku Pendidikan Kewarganegaraan Depdiknas

Alat/ Bahan :
1. Gambar makanan sehat dan makanan tidak sehat..
2. Gambar keluarga dari majalah / foto keluarga.
3. Kartu huruf
4. Kartu bilangan.
5. Manik-manik, kelereng, batu-batuan, kerang.
6. Rebana, suling, botol, gelas ( sumber bunyi buatan )
7. Sampel air bersih dan tidak bersih.





VIII. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Pra kegiatan
• Guru mengkondisikan kelas
• Presensi siswa
• Do’a bersama

b. Apersepsi dan Motivasi
• Siswa dan guru bertanya jawab mengenai NKRI
Anak-anak, apakah kalian bangga menjadi warga negara Indonesia ?
Bagaimana perasaan kalian jika salah satu milik negara kita diambil oleh negara lain?
Bagaimana tindakan kalian jika negara kita terpecah belah?
• Guru merespon jawaban atau opini siswa dan menuliskannya di papan tulis
• Guru memberikan informasi singkat tentang materi yang akan dipelajari, tujuan, dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.



2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
Siapa sajakah yang bertanggung jawab menjaga keutuhan NKRI?
Bagaimana cara untuk menjaga keutuhan NKRI?

Elaborasi
Siswa diberi kesempatan untuk memperkirakan jawaban dari masalah tersebut. Pendapat siswa ditampung guru dan ditulis di papan tulis. Untuk mengetahui benar atau salahnya jawaban siswa, maka siswa diajak melakukan kegiatan.
 siswa dibagi dalam beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4 orang.
 setiap siswa di dalam kelompok mendapat nomor yang berisi tentang;
1. menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia.
2. saling menghormati perbedaan.
3. mempertahankan kesamaan dan kebersamaan.
4. menaati peraturan.
 siswa dalam kelompok mengerjakan tugas yang diberi guru sesuai dengan nomor undian yang diperoleh.
 Tiap anggota kelompok saling mendiskusikan materi dan memastikan setiap anggota kelompok memahami seluruh materinya.
 siswa ditunjuk berdasarkan nomor untuk melaporkan hasil diskusi.
 siswa yang lain menanggapi.
 siswa yang lain ditunjuk secara bergantian berdasarkan nomor.
 siswa secara bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi kelas dibimbing oleh guru.
Konfirmasi
- Pada masa penjajahan para pahlawan membela dan menjaga keutuhan Indonesia dengan berjuang.
- Pada masa sekarang mempertahankan kemerdekaan dengan menjaga keutuhan NKRI.
- Menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia. Hal tersebut memang menjadi tanggung jawab negara tetapi sebagai warga negara, kita juga harus turut menjaganya.
2) Saling menghormati perbedaan,Perbedaan yang ada di Indonesia harus disyukuri dan dianggap sebagai anugrah dengan cara menghormati teman yang berbeda agama, suku, bahasa, dan warna kulit.
3) Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan.Bangsa Indonesia memiliki banyak persamaan seperti yang terikrar dalam sumpah pemuda. Kesamaan dan kebersamaan tersebut harus tetap dijaga, diklestarikan, dan dipertahankan.
4) Menaati peraturan menaati peraturan dapat dilakukan dengan car membayar pajak, mematuhi rambu-rambu lalu lintas, serta menaati undang-undang dan peraturan yang berlaku di masyarakat

3. Kegiatan Akhir
a. evaluasi dan refleksi
- Evaluasi tes tertulis
- Refleksi diri siswa dan guru
b. tindak lanjut
- Pemberian tugas rumah

IX. Penilaian
Prosedur : tes tertulis, perbuatan
Bentuk tes : isian singkat, unjuk kerja
Instrumen : soal


EVALUASI SOAL
Soal
Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Cara kita menjunjung tanah air Indonesia adalah dengan menjaga........
2. Salah satu arti penting menjaga keutuhan Indonesia adalah untuk menghargai jasa para.......
3. Cara-cara sederhana untuk turut berperan menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan ....
4. Cara seorang guru menaati peraturan adalah dengan....... dalam mengajar muridnya.
5. Tindakan yang dapat dilakukan oleh pelajar untuk turut serta menjaga keutuhan Indonesia
adalah dengan rajin....


Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Nama / jenjang Sekolah : SD
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Materi : Contoh perilaku dalam menjaga keutuhan NKRI
Kelas / Semester : V / 1


Petunjuk umum !
1. Ikuti petunjuk ini agar kalian mudah mengerjakan LKS ini!
2. Selesaikan LKS ini bersama teman sekelompokmu!
3. Tanyakan kepada bapak/ibu guru apabila kalian mengalami kesulitan!

A. Mengamati gambar contoh perilaku menjaga keutuhan NKRI
Amati gambar-gambar dibawah ini lalu diskusikan bersama teman sekelompokmu!









1. Aktivitas apa yang terjadi pada gambar diatas ?
2. Apakah tindakan pada gambar diatas sudah mencerminkan sikap menjaga keutuhan NKRI ? Berikan alasannya !


Apakah tindakan pada gambar diatas sudah mencerminkan salah satu sikap menjaga keutuhan NKRI ? Berikan alasannya!


Lambang apakah gambar diatas ?

LEMBAR PENGAMATAN KINERJA SISWA

Aspek Psikomotor ( Pengamatan )

Aspek yang diamati : Mengevaluasi keterampilan/unjuk kerja siswa
Hari/Tanggal :
Nama Anggota Kelompok :
1. ...............
2. ..............
3. ..............
4. ..............
5. ..............
6. ..............

NO Unsur yang dinilai Skor Jml
4 3 2 1
1 Kelengkapan Jawaban
2 Melakukan diskusi
3 Keaktifan dalam kelompok
4 Mencatat hasil diskusi
5 Membuat kesimpulan

Keterangan :
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang baik
Aspek Sikap ( Pengamatan )

Hari/Tanggal :
Kompetensi Dasar : Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan NKRI
Nama Siswa : .................

NO Komponen Sikap Skor Jml
4 3 2 1
1 Kerja sama
2 Kedisiplinan atau ketepatan menyelesaiakan tugas
3 Keaktifan mengemukakan pendapat
4 Kejujuran
5 Memiliki rasa ingin tahu dan kedisiplinan

Keterangan :
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang baik

PROPOSAL PTK

PROPOSAL PTK
A. Judul Penelitian
“Meningkatkan Hasil Belajar siswa terhadap konsep jenis-jenis akar pada tumbuhan pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT di Kelas IV SD Podorejo 2 Ngaliyan Semarang”
B. Bidang Kajian
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dalam pembelajaran IPA SD,Kelas IV
C. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.Menurut Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 17 ayat 1 dan 2, Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain sederajat (Depdiknas, 2006:82).Dalam pembelajaran IPA di SD kelas IV semester I,Yang mengacu pada Standar Kompetensi “Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya” serta Kompetensi Dasar “Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya”.Tidak lupa untuk mengetahui proses pencapain pembelajaran setiap sekolah mempunyai standar KKM yang dijadikan patokan sejauh mana siswa dalam pemahaman materi mata pelajaran,peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sebagai mana yang telah dicantumkan dalam SKB (Standar Ketuntasan Belajar) harus mengikuti program remidial.Yang telah mencapai ketuntasan belajar 80% samapai 90% mengikuti program pengayaan dan yang lebih dari 90% mengikutti program percepatan.SKB di SD Podorejo 2 Ngaliyan Semarang pada mata pelajaran IPA yaitu 61.Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berinteraksi, berhubungan dan bergantung satu sama lain agar tujuan pendidikan dapat terwujud.
Mata pelajaran IPA merupakan proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung/praktek untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inquiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas 2006:57). Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah selain itu media pembelajaran yang digunakan alangkah baiknya dengan menggunakan benda konkret/real,siswa juga diharapkan ikut terjun langsung dalam kegiatan praktikum,setelah guru memberikan bimbingan dan demonstrasi terhadap bahan ajar,hal ini dilakukan agar siswa tahu serta paham terhadap apa yang telah disampaikan sebelumnya. Pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Podorejo 2, Ngaliyan Semarang materi jenis-jenis akar pada tumbuhan bukanlah materi yang sukar, tetapi menjadi tidak mudah apabila ketika diberikan secara langsung kepada siswa dengan menggunakan penyampaian secara konseptual saja atau dengan menggunakan metode ceramah saja.Hal ini menjadikan siswa jenuh dan bosan yang berakibat kurang fokusnya/perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru,siswa juga kurang kreatif dan kurang semangat dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar karena guru dalam penyampain materi ajar dengan metode ceramah dan konseptual saja,kelas menjadi tidak terkondisi.Proses pencapain tujuan pembelajarn dapat tercapai manakala ada hubungan baik serta faktor-faktor pendukung dalam proses KMB berlangsung,seperti Guru,Sekolah.Lingkungan Masyarakat serta peran dari orang tua.Kebanyakan orang tua wali murid di SD Podorejo 2, Ngaliyan Semarang perhatian terhadap anak kurang begitu optimal ini dikarenakan sebagian besar dari orang tua wali murid menjadi TKW di negara asing.
Dari berbagai permasalah pembelajaran IPA di kelas IV SD Podorejo 2, Ngaliyan Semarang pada materi jenis-jenis akar pada tumbuhan,diatas untuk dapat meminimalisirkan dan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sesuai dengan program pembelajaran serta agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan.Maka perlu adanya langkah-langkah yang harus dilakukan serta perhatian dan tindak lanjut untuk kedepannya.Agar siswa lebih mudah menerima materi ajar jenis-jenis akar pada tumbuhan,ada banyak model pembelajaran yang dapat diterampakan atau digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran,yang setiap model pembelajaran mempunyai ciri tertentu dengan segala kelebihan dan kekuranagannya.Dalam pemilihan,penggunaan model pembelajaran guru juga harus memperhatikan tingkat perkembangan,berfikir dan pemahaman.Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teames Geames Tournament) yang mana pada tipe ini mempunyai kelebihan diantaranya adalah :
• Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan.
• Melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status.
• Melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya.
• Mengandung unsur permainan dan reinforcement.
• Siswa dapat belajar lebih rileks.
• Menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
• Menjadikan siswa lebih aktif.
Dan kekurangan pada model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini adalah :
• Jika Guru dalam merancang game kurang menyenangkan,akan berakibat proses pembelajaran kurang terkondisi.
• Jika dalam penyajian kelas perhatian siswa kurang,maka proses KBM tidak tercapai secra optimal.
• Apabila konsentrasi siswa pada saat penyajian kelas terpecah,maka tipe ini kurang tercapai dalam tujuan pembelajarannya.
Dalam era global, teknologi telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga, informasi lebih mudah diperloleh, hendaknya siswa aktif berpartisipasi sedemikian sehingga melibatkan intelektual dan emosional siswa didalam proses belajar. Hasil belajar disini berarti hasil belajar mental walaupun untuk maksud ini sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatan langsung hasil belajar fisik dan tidak nya berfokus pada satu sumber informasi yaitu guru yang hanya mengandalakan satu sumber komunikasi. Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada rendahnya prestasi belajar siswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan hasil belajar dengan mengadakan komunikasi yaitu guru dengan siswa dan siswa dengan rekannya.
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka peneliti memilih judul “Meningkatkan Hasil Belajar siswa terhadap konsep jenis-jenis akar pada tumbuhan pada pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT di Kelas IV SD Podorejo 2 Ngaliyan Semarang”

1.2 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebaagai berikut:
1. Bagaimanakah Respon siswa Kelas IV SD N Podorejo 2,Ngaliyan Semarang tentang jenis-jenis akar pada tumbuhan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TGT ?
2. Bagaimanakah meningkatkan Hasil belajar siswa SD N Podorejo 2, Ngaliyan Semarang Tentang Jenis-jenis akar pada tumbuhan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TGT ?

1.3 Pemecahan Masalah
Dari perumasan masalah diatas, maka masalah-masalah tersebut dibatasi pada:
1. Hasil belajar siswa Kelas IV SD N Podorejo 2, Ngaliyan Semarang setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif TGT.
2. Aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif TGT.
3. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif TGT.




1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui respon siswa kelas IV SD N Podirejo 2, Ngaliyan Semarang Tentang jenis-jenis akar pada tumbuhan dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif TGT.
2. Meningkatkan Hasil belajar siswa Kelas IV IPA SD N Podorejo 2, Ngaliyan Semarang Tentang jenis-jenis akar pada tumbuhan dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif TGT.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar, khususnya terhadap materi
Tentang Energi alternatif dan cara penggunaannya.
2. Bagi sekolah, yaitu meningkatkan kualitas PBM di Sekolah dan tingkat kelulusan Sekolah.
3. Bagi guru, yaitu sebagai bahan informasi dan bahan kajian untuk dapat meningkatkan kemampuan mengajar.
4. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam pengembangan keilmuan untuk selanjutnya dapat digunakan dalam pembelajaran apabila terjun langsung
sebagaipendidik.
5. Bagi pendidikan,Bahwa implikasinya dunia nyata nantinya akan dihadapakan pada dunia yang semakin mengglobal di era sekarang ini,berbagai asumsi telah dikemukakan untuk meningkatkan proses dan pencapaian hasil belajar yang maksimal,perlu kita ketahui bahwa pencapaian hasil belajar harusnya mencakup beberapa ranah diantaranya Kognitif,Afektif,Psikomotorik,Kreatifitas dan Sosial (Bloom).







D. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Belajar
2. 1.2 Hakekat Siswa di SD
2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

2.1.4 Model Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Langsung
2. Model Pembelajaran berdasarkan masalah
3. Model Pembelajaran kooperatif
(1) Student Teams-Achievement Division (STAD)
(2) Teams Games¬Tournaments (TGT)
(3) Jigsaw
(4) Think-Pair-Share (TPS) dan
(5) Numbered Head an together (NHT).
. (Cecep, 2008 : 6) .
4. Model Pembelajaran TGT
1. Penyajian kelas
2. Kelompok (team)
3. Game
4. Turnamen.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
2.1.5 Evaluasi Proses Pembelajaran IPA SD
2.2 Kajian Empiris
Penelitian ini juga didasarkan pada penelitian yang sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti lainnya terhadap penggunaan model pembelajarn kooperatif tipe TGT dalam meningkatkan pemahaman pembelajaran IPA,dan hasil penelitian oleh Rahayu,Yosefina Nina 2007 tersebut yakni :
 Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif TGT dan campuran dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional.Hasil belajar siswa yang diajar dengan model TGT lebih baik daripada hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran konvensional,hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 60,5 sedang pada kelas 50,1.
 Proses pembelajaran kooperatif tipe TGT terlakasana dengan baik,tujuh kelompok mengalami peningkatan dalam memenuhi keterlaksanaan lima aspek pembelajaran kooperatif,dan hanya 1 kelompok yang tetap selama 3 kali pertemuan.Taraf ketercapaian penilaian efektif untuk siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol hal ini terlihat dari tiap-tiap aspek.Demikian pula untuk penilaian psikomotorik,sebagian siswa 81,3% memberi respon positif terhadap pembelajarn kooperatif TGT.
 Kegiatan remidial yang memperhatikan modalitas belajar siswa terlaksana dengan baik.

2.3 Kerangka Berfikir
Masalah
Nilai pada proses pembelajaran IPA Kelas IV di SD N Podorejo 2,Ngalian Semarang.
80% ke bawah mencapai Nilai Ketuntasan Minimum.
 Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan konseptual saja.
 Siswa masih kurang fokus pada proses pembelajaran materi.
 Siswa kurang kreatif dalam menanggapi materi ajar.
 Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran.


Solusi
Menggunakan model pembelajaran koperatif tipe TGT

Hasil
 Aktifitas dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPA
 Metode guru dalam pembelajaran IPA
 Kreatifitas,keterampilan guru dalam pembelajaran IPA
 Hasil belajar siswa dalam Pembelajaran IPA
Jika dengan model pembelajaran dan pendekatan yang lainnya hasil pembelajaran IPA kela IV SD N Podorejo 2,Ngalian Semarang belum mencapai nilai maksimal, karena sebagian siswa tidak begitu aktif dan termotivasi mengikuti proses belajar.Maka perlu dicoba medel pembelajaran kooperatif yang salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teames Geames Tournament).
2.4 Hipotesi Tindakan
• Diduga ada hubungan internal antara siswa dengan keluarga.
• Diduga ada hubungan internal dalam kelas,yaitu antara guru dan siswa.
• Diduga ada hubungan eksternal,antara sekolah dan masyarakat,orang tua wali murid.
Berdasarkan landasan teori di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah: Ada peningkatan pemahaman materi Jenis-jenis akar pada tumbuhan,pada siswa kelas IV SD N Podorejo 2, Ngaliyan Semarang dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT.

oleh Galuh

JERITAN ANAK JALAN

JERITAN ANAK JALAN



Gemercik lonceng pecahkan gendang telinga
Terarak keranda kematian bawa pulang kepadaNya
Sepi,sunyi ditengah malam mencekam
Raga tanpa ruh,terbujur kaku dihadapanku…
Apa aku siap terima semua ini…?
Malaikat hidupku telah pergi untuk selamanya

Aku bak anak ayam yang kehilangan induk
Jerit tangisku tak kuasa bangunkan
Disudut aku merenungi nasibku
Sebatang kara yang tak punya arti seditpun
Tapi aku nggak mau jadi benalu bagi mereka
Harga diri dan martabat,apa masih berarti..??

Perhiasan langit kini telah pudar
Bintang bulanpun tak lagi bersatu
Torehan tinta membawa aku kejalan
Hanya selembar penutup kulit,yang kusut robek seperti nasibku
Dingin panas aku rasakan setiap hari dan sendiri
Yakinkan aku kuat menerima semuanya

Menengadah,belas kasihan dari setiap orang yang lewat didepanku
Aku malu,keadaan yang memaksa ini semua
Aku juga ingin hidup seperti mereka,tertawa bebas lepas tanpa beban
Tak mungkin itu terjadi,hanya hanyalan kosong melintas

Ketika malam berpamit,ragaku terbaring
Di jalan meringkuk,bagai bangkai yang menjijikkan
Beribu-ribu mata menyaksikan
Begitu hinanya diriku,,,
Karena aku hanya manusia koin
Yang hidup dari tangan-tangan suci

Aku percaya atas adanNya…
Terimakasih Tuhan,Kau telah izinkan aku melihat duniamu
DariMu,untukMu dan kembali lagi kepadaMu
Syukur syujudku paduMu,TUHAN…..



Galuh/13/09

HITAMKU

HITAMKU
Ketika hatiku tertuju pada sebuah kehidupan
Otakku mulai kerja pemikir masa depan
Perubahan yang terbaik baginya
Masa lalu kabut hitam hantui tercekal bayangan hitamku
Sajak lantunku lirih bergema,suarakan kata hati

Menetes air hujan dengan derasnya bekukan kalbu rapuh
Berjalan pada titik yang tak jelas akhir cerita
Tangis meledak cari keadilan sang Kuasa
Mengeluh,menggerutu,memaki atas keadilanMu...
Saat terbelenggu,keterpurukan yang kian tak berujung

Datang cahaya kecil yang sinari jalan hitamku
Beri nafas dan bangunkan dari lembah hitamku
Tatap Matahari ,merangkak dari titik hitam nolku
Tuntun,terangi dan rubah takdir dunnia hitamku

Tujuan titik hitamku mulai luntur
Oleh terangnya hati sucimu yang penuh harap besar bagiku
Tujuan hidup menuju masa depan kian terbuka,dan hadir hidup dalam jiwa
Senyum kecil bersama orang-orang terkasih,harap dari akhir cerita perjalanan hidupku

SANG PEMIMPI

SANG PEMIMPI
Aku tahu,aku dibawah....
Matahari masih sembunyi dibalik awan
Yang simpan sejuta harapan,setiap insannya
Saat dia tampakkan sinarnya,aku berani bermimpi
Mimpi yang indah tentang hidup

Deburan ombak besar,terus kikis harapan-harapanku
Kian luntur,remuk,halus bak debu pasir putih
Berjalan diantara lembah kenistaan
Suratan takdir,bawa aku jalani ini semua

Aku berjalan tanpa mata
Yang sering kali aku jatuh dan terluka
Hanya sesaat aku bermimpi
Terindah senyum diatas kaki kecilku

Saat mentari terbit dari ujung barat
Q yakin,saat itu pula seua akan mimpiku terwujud
Kami kaum pecundang,kan buktikan
Bendera kemenangan akan berkibar ditengah-tengan orang sukses lainnya
Kami bisa dan mampu mengubah langit kelabu itu
Berubah akan cerah,bak dunia ini terlahir suci dari sorga...

Minggu, 12 Desember 2010

VIDEO PEMBELAJARAN ABK

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP )


MAKALAH
PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP )






 
 oleh  
                             Galuh Tri Wahyudi                 







PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR, S1
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010






BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang otonomi daerah,termasuk didalamnya tentang penyelenggaraan pendidikan.Salah satu bentuk otonomi daerah dalam dunia pendidikan saat ini adalah adanya perubahan pengelolaan pendidikan dari sentralistik menjdi desentralistik,setiap daerah mempunyai peluang dan wewenang untuk menentukan kebijakan dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah.
Implikasi dan realisasinya dari kebijakan desentralisasi itu diantaranya berkaitan dengan kurikulum sebagai komponen yang sangat penting dalam pendidikan.Desentralisasi kurikulum,terutama dalam kaitannya dengan pengembangan silabus dan RPP yang didukung oleh managemen berbasis sekolah,yang memungkinkan setiap sekolah untuk merancang dan mengembangkan pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa,keadaan sekolah,dan kondisi daerah masing-masing.
Hasil pengembangan kurikulum yang didesentralisasikan adalah kurikulum yang dijadikan sebagia pedoman pelaksana pendidikan tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.Kurikulum yang dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan dan dilaksanakan di tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan (KTSP).
Penerapan KTSP diharapkan menjadikan penyelenggaraan pendidikan disetiap satuan pendidikan lebih mengenal dan memahami kurikulum,mengembangkannya secara kreatif serta melaksanakannya di sekolah dengan tanggung jawab sepenuhnya.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Mengapa kurikulum Konsep Dasar KTSP sangat penting dalam dunia pendidikan?
2.      Apa sajakah susunan-susunan yang ada dalam komponnen KTSP ?
3.      Bagaimanakah hakikat serta prinsip-prinsip,penyusunan dalam pengembangan KTSP?

C.    TUJUAN
1.      Diharapkan kita dapat mengetahui serta memahami pentingnya kurikulum Konsep Dasar KTSP dalam dunia pendidikan.
2.      Mengetahui susunan-susunan serta apa saja yang ada dalam komponen KTSP.
3.      Diharapkan nantinya kita mampu dalam penyusunan kurikulum KTSP.



BAB II
PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP)

A.    Konsep, Dasar, Tujuan, dan Landasan KTSP

1.        Konsep Dasar KTSP

Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan khususnya oleh guru dan kepala sekolah yang melaksanakan pendidikan. Oleh sebab itu sekolah sebagai pihak yang melaksanakan kurikulum harus dilibatkan secara langsung dalam pengembangan kurikulum.
Keterlibatan pihak penyelenggara pendidikan di tingkat satuan pendidikan dalam proses pengembangan kurikulum sangat diperlukan . Keterlibatan secara langsung akan memudahkan dalam memahami dan melaksanakan kurikulum begitu juga sebaliknya.
Permasalahan itu banyak dialami oleh guru ketika kurikulum yang berlaku disusun secara sentralistik oleh pemerintah pusat. Ketika berhadapan dengan kurikulum baru, mereka juga tidak punya keberanian untuk menerapkan sendiri tanpa juklas – juklis yang ada.
Kekurangpahaman guru dan penyelenggara pendidikan terhadap kurikulum dapat berakibat fatal terhadap proses dan hasil pendidikan. Oleh karena itu sejak tahun 2001 dilakukan penyempurnaan kurikulum 1994 dan dilaksanakan uji coba penerapan kurikulum tersebut pada beberapa sekolah oleh pusat Kurikulum Balitbang dan direktorat Jenderal Dikdasmen. Sesuai PP nomor 19 tahun 2005 , Penyempurnaan kurikulum selanjutnya dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Penyempurnaan dilakukan berdasarkan hasil kajian pakar pendidikan yang tergabung dalam BSNP dan juga masukan dari masyarakat yang terfokus pada dua hal, yaitu (1) pengurangan beban belajar kurang lebih 10 % dan (2) penyederhanaan kerangka dasar dan struktur kurikulum. Penyempurnaan tersebut mencakup sinkronisasi kompetensi untuk setiap mata pelajaran antar jenjang pendidikan, beban belajar, jumlah mata pelajaran, serta validasi empirik terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar ( Mulyasa, 2006 :10).
Setelah melalui proses penyempurnaandan uji publik untuk validasi standar kompetensi dan kompetensi dasar , BSNP mengusulkan standar isi dan standar kompetensi lulusan kepada mendiknas. Selanjutnya BSNP mengembangkan panduan penyusunan KTSP yang didalamnya terdapat model – model kurikulum satuan pendidikan .
Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 1, ayat 15 dikemukakan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan . Kurikulum ini disususn dan dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan berdasarkan standar isi dan standar kompetensi lulusan. Standar isi dan standar  kompetensi lulusan merupakan pedoman pengembangan KTSP uuntuk mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Penyusunan KTSP pun hendaknya memperhatikan dan mengakomodasi karakteristik dan kondisi daerah serta kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, Pengembangan KTSP perlu melibatkan berbagai komponen. Dari hal tersebut diharapkan dapat memberikan masukan dan dukungan terhadap kurikulum yang dihsilkan KTSP disusun dan dikembangkan beradasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut.
1.Pengembangan kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
mewujudkantujuan pendidikan nasional
2.Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pandidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta social budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas pendidikan kebupaten/kota, dan depertemen agama yang bertanggungjawab dibidang pendidkan.
Kurikulum tingkat satuan pendidikanm untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.


2.      Tujuan KTSP

KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan perubahan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sember dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang peling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah satuan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar, di samping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efesiensi, dan pemarataan pendidikan.
KTSP merupakan salah wujud revormasi pendidikan yang memebrikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan dan kebutuhan masing-masing. Otonomi dalam pengembagan kurikulum dan pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah untuk meingkatakan kinerja guru dan staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung kolompok-kelompok terkait, dan meningkatakn pemahaman masyarakat terhadap, khususnya kurikulum. Pada system KTSP, sekolah memiliki “full autority and responsibility” dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi dan misi dan tujuan satuan pandidikan. Untuk mewujudkan visi dan misi, dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam indicator kompetensi, mengembangkan strategi, menentukan prioriotas, mengendalikan pemberdayaan berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta memeprtanggungjawabkannya kepala masyarakat dan pemerintah.
Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta komite sekolah dan dewan pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah setempbat, komisi pendidikan pada dewan peerwakilan rakyat daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga pendidikan, perwakilan orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang yang berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu merumuskan dan memetapkan visi dan misi dan tujuan sekolah dengan berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan operasional untuk mencapai tujuan sekolah.

3.      Landasan Pengembangan KTSP

Sekolah memang memiliki kewenangan untuk mengembangkan KTSP. Akan tetapi kewenangan sekolah tidaklah mutlak. Dalam pengembangan kurikulum, setiap sekolah harus mengacu kepada landasan yang sama secara nasional. Landasan pengembangan KTSP ada banyak hal antara lain :
1.      Undang – undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
2.      Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
3.      Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan
4.      Peraturan menteri pendidikan nasional nomor 24 tahun 2006 tentang Standar Pelaksanaan peraturan Menteri nomor 22 dan 23 tahun 2006.  

Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

B.     1.         Visi dan Misi Satuan Pendidikan
Menurut Morrisey ( dalam Mulyasa,2006:176 ).Visi adalah representasi apa yang diyakini sebagai bentuk organisasi masa depan dalam  pandangan pelanggan,karyawan,pemilik dan stakeholder lainnya.Visi sekolah harus mengacu pada kebijakan pendidikan nasional dengan tetap memperhatikan kesesuaiannya dengan kebutuhan siswa dan tujuan Pendidikan Nasional dapt dijadikan pedoman setiap sekolah sama dan serentak.Dan mengenai visi setiap sekolah pasti berbeda-beda dalam perumusan visi haruslah singkat tetapi mampu menggambarkan rancangan kedepan sesuai dengan cita-cita sekolah dengan landasan tujuan pendidikan nasional dan harus memperhatikan kondisi sekolah.
( Dirjen Dikdasmen,2004:21 ) Misi adalah bentuk layanan atau tugas untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam misi dengan berbagai indikatornya.
Jadi keduanya saling berkaitan dan mendukung dengan tujuan pendidikan nasional sebagai tolok ukurnya demi pencapaian subuah cita-cita sekolah.

II.                Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan adalah apa yang akan dicapai atau dihasilkan oleh suatu sekolah dan waktu pencapaiannya.Tujuan pendidikan dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan Menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang standart isi tujuan umumnya adalah sebai berikut :
1.      Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,pengetahuan,kepribadian
Aklhak mulia serta untuk keterampilan hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
2.       Pendidikan Menengah adalah meningkatkan kecerdasan,pengetahuan, kepribadian,Aklhak mulia serta untuk keterampilan hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3.      Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,pengetahuan, kepribadian,Aklhak mulia serta untuk keterampilan hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruan.



III.             Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.Struktur KTSP memuat : mata pelajaran,muatan lokal,kegiatan pengembangan diri,pengaturan beban,kenaikan kelas,penjurusan dan kelulusan pendidikan kecakapan hidup serta pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.( Mulyasa,2006:180 ).Sruktur dan muatan KTSP pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah yang tertuang dalam standart isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
1.      Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
2.      Kelompok mata pelajaran kwarganegaraan dan kepribadian.
3.      Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tehknologi.
4.      Kelompok mata pelajaran estetika.
5.      Kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh selama 6 tahun dri kelas I sampai kelas IV sebagai berikut :
1.      SD/MI memuat 8 mapel : mulok,dan pengembangan diri
2.      Mapel IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA dan IPS terpadu”
3.      Pembelajaran pada kelas rendah 1 sampai 3 menggunakan pembelajaran tematik,dan pada kelas tinggi ( 4-6 ) menggunakan pendekatan mata pelajaran.
4.      Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
5.      Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
6.      Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) 34-38 minggu.

a)      Muatan Lokal
Merupakan salah satu kegiatan ekstrakulikuler untuk mengembangkan potensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,termasuk keunggulan daerah.Mulok merupakan mata pelajaran sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakannya.
b)      Pengembangan Diri
Bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dan mengekspreseikan diri sesuai dengan kebutuhan,bakat dan minat siswa sesuai denga kondisi sekolah.Kegiatan ini difasilitasi oleh konselor,guru atau tenaga pembantu lainnya yang ahli dibidangnya.

c)      Pengaturan Beban Belajar
Jenjang pendidikan menyelenggarakan program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau kredit semester,keduanya dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang bersangkutan.SD sederajat menggunakan program pendidikan sistem paket,SMP sederajat menggunakan sistem kredit semester.Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang siswanya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur yang berlakau pada suatu satuan pendidikan.SD sederajat (35 menit),SMP sederajat (40 menit),SMA sederajat (45 menit).
Sistem kredit semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang siswanyamenentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan (SKS) satu SKS meliputi satu jam pembelajaran tatap muka,satu jam penugasan terstruktur dan satu jam kegiatan mandiri tak terstruktur.

d)     Ketuntasan Belajar
Ketuntasan setiap indikator berkisar 0-100%,ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%,satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata siswa serta kemempuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.

e)      Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Menurut PP 19/2005 Pasal 72 Ayat 1,siswa dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar menengah setelah :
1.      Menempuh dan menyelesaikan seluruh program pendidikan.
2.      Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran.
3.      Lulus ujian sekolah
4.      Lulus ujian Nasional.
f)       Penjurusan
Dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA.Kriteria penjurusan serta prasyarat standar nilai minimum penjurusan yang telah ditentukan oleh pihak instansi sekolah dan direktorat teknis terkait.

g)      Pendidikan Kecakapan Hidup
Untuk kurikulum SD sd SMA dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup yang mencakup kecakapan pribadi,sosial,akademik,dan vokasional yang merupakan bagian dari integral dari pendidikan semua mata pelajaran.

h)      Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi,budaya,bahasa,tehknologi informasi dan komunikasi,ekologi dsb.Pendidikan ini dapat diperoleh siswa dari satuan pendidikanformal lain dan/non formalyang sudah terakreditasi.

i)        Kalender Pendidikan
Dilakukan setiap tahun ajaran satuan pendidikan dasar maupun menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah,karakteristik sekolah,kebutuhan siswa,dan masyarakat dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang telah dimuat dalam Standar Isi.
ü  Alokasi Waktu
Dimulai pada saat permulaan tahuan ajaran pada setiap satuan pendidikan,waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk mulok ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembanagan diri.Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud.
ü  Penetapan Kalender Pendidikan
1.      Permulaan tahuan pelajaran
2.      Hari libur sekolah
3.      Pemerintah pusat /provinsi /kabupaten/kota dapat menentukan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidik.
4.      Kalender pendidikan untuk satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu.

j)        Silabus
Merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi pokok/pembelajaran,kegiatan pembelajaran,dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian (BSNP,2006).

k)      Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan managemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan melalui silabus.Dan digunakn sebagai panduan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

C. Pengembangan KTSP
1. Hakekat Pengembangan KTSP
            Pengembangan KTSP sudah didahului dengan pengembangan kurikulum yang lebih tinggi yaitu kurikulum tingkat nasional. Pada tingkat nasional, pengembangan kurikulum dilaksanakan dalam rangka mengembangkan Standar Nasional Pendidikan, yang mencakup Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Hasil pengembangan kurikulum tingkat nasional ini dijadikan sebagai landasan dan acuan dalam mengembangkan KTSP.
2. Prinsip – prinsip pengembangan KTSP
            Dalam pengembangan KTSP terdapat sejumlah prinsip yang perlu diperhatikan yaitu :
1.      Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,dan kepentingan siswa dan lingkungan
2.      Beragam dan terpadu
3.      Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4.      Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5.      Menyeluruh dan berkesinambungan
6.      Belajar sepanjang hayat
7.      Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
  1. Strategi pengembangan kurikulum
1.      Melakukan sosialisasi KTSP kepada seluruh warga sekolah
2.      Mengadakan musyawarah antara kepala sekolah, tokoh masyarakat, dan pakar kurikulum untuk mengembangkan kurikulum
3.      Menciptakan suasana kondusif
4.      Penyiapan sumber belajar
5.      Mengembangkan dan menciptakan disiplin peserta didik
6.      Pengembangan kemandirian kepala sekolah
7.      Membangun karakter guru
  1. Acuan Operasional Penyusunan KTSP
1.      Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
2.      Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan siswa
3.      Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
4.      Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
5.      Tuntutan duina kerja
6.      Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
7.      Agama
8.      Dinamika perkembangan global
9.      Persatuan nasional dan nilai – nilai kebangsaan
10.  Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
11.  Kesetaraan jender
12.  Karakteristik satuan pendidikan
  1. Proses Penyusunan KTSP
            Penyusunan KTSP mencakup komponen :
·         Pengembangan visi dan misi sekolah
·         Perumusan tujuan pendidikan satuan pendidikan
·         Pengembangan dan penyusunan struktur dan muatan KTSP
·         Penyusunan kalender pendidikan
·         Pengembangan silabus
·         Pengembangan RPP
Untuk itu diperlukan proses dan waktu yang cukup panjang dalam mengembangkan kurikulum.
            Sesuai komponen yang dikembangkan tersebut, maka tahap – tahap yang harus dilakukan dalam mengembangkan KTSP adalah :
1.      Menganalisis konteks
a.    Menganalisis potensi, kekuatan dan kelemahan yang ada di sekolah dan satuan pendidikan
b.   Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar
c.    Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sebaga acuan penyusunan KTSP
2.      Dilakukan school review dan benchmarking
3.      Penyusunan komponen KTSP



BAB III
PENUTUP

Dari pembahasan materi diatas dapat ditarik kesimpulan :
Ø  Bahwa KTSP adalah salah satu kurikulum operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan.
Ø  KTSP memberikan peluang dan kesempatan kepada pihak sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan kebijakan mengenai pengembangan dan penyelenggaraan pendidikan sehingga diharapkan memberdayakan semua potensi yang dimiliki.
Ø  KTSP mempunyai visi-misi yang berlandaskan tujuan pendidikan nasional demi terwujudnya cita-cita,dengan memperhatikan kebbutuhan siswa.
Ø  Pengembangan KTSP melibatkan seluruh komponen sekolah mulai dari kepala sekolah samapai tokoh masyarakat.

SARAN
Ø  Perlunya peningkatan pemahaman dan motivasi mahasiswa yang notabesnya calon guru dalam hal mempelajari Pengembangan Kutikulum.
Ø  Perlunya pemahan Guru dalam mempelajari “Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) “ agar pembelajaran yang diperoleh siswa sesuai dengan situasi dan kondisi dan sesuai yang diharapkan.
Ø  Perlunya mewujudkan tujuan proses pendidikan dan pembelajaran yang menyeluruh dalam segi aspek afektif,psikomotorik dan kognitif siswa agar proses pembelajaran kurikulum KTSP dapat mencapai tujuan yang diharapkan dan diprogramkan.